INKLUSIF: PERTOBATAN EKOLOGIS MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS

  • Yusuf Siswantara Universitas Katolik Parahyangan
  • Dian Tika Sujata Sekolah Tinggi Agama Buddha
  • Ludovica Dewi Indah Setiawati SMA NEgeri 15 Bandung

Abstrak

Krisis ekologi merupakan kehancuran lingkungan akibat eksploitasi alam. Sebagai satu dari masalah global, krisis ekologi lahir sebagai tindakan dosa ekologis yang dilakukan manusia. Tanpa pertobatan ekologis, kerusakan alam akan merajalela dan bumi tidak layak huni. Melalui studi literatur, penelitian ini bermaksud untuk mengeksplorasi peran pendidikan dalam krisis ekologi. Hasilnya adalah 1) krisis ekologi mewajibkan pertobatan ekologi, 2) pertobatan ekologi adalah kesadaran ekologis yang mengandung unsur: kesetaraan, unitas, saling terkait, dan utuh; 3) inklusif merupakan karakter pertobatan ekologis yang berdimensi spiritual; 4) pendidikan religius menjadi metode pengembangan karakter inklusif ekologis bagi generasi muda.

Referensi

Aihiokhai, S. (2016). Going beyond Nostra Aetate: The Way Forward for Interreligious Dialogue. In Journal of Ecumenical Studies (Vol. 51, Issue 3, pp. 386–401). https://doi.org/10.1353/ecu.2016.0033
Aman, P. C. (2016). Teologi Ekologi dan Mistik-Kosmik St. Fransiskus Asisi. Diskursus - Jurnal Filsafat Dan Teologi Stf Driyarkara, 15(2), 188. https://doi.org/10.26551/diskursus.v15i2.11
Assya’bani, R. (2017). EKO-FUTUROLOGI: Pemikiran Ziauddin Sardar. Dialogia, 15(2), 243. https://doi.org/10.21154/dialogia.v15i2.1193
Bapa Suci Paus Fransiskus & Imam Besar A-Azhar Ahmad Al-Tayyeb. (2013). The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together. In Departemen Dokpen KWI (Vol. 53, Issue 9, pp. 1689–1699).
Borrong, R. P. (2019). Kronik Ekoteologi: Berteologi dalam Konteks Krisis Lingkungan. Jurnal Stulos, 17(2), 185–212.
Francisco. (2020). FRATELLI TUTTI (Issue October 2020).
Fransiskus, P. (2016). Ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si’. Seri-Dokumen-Gerejawi-No-98-LAUDATO-SI-1, 1–150. http://www.dokpenkwi.org/wp-content/uploads/2017/08/Seri-Dokumen-Gerejawi-No-98-LAUDATO-SI-1.pdf
Geovasky, I. (2017). Respon Sudut Pandang Teologi Kristen Multi-iman Menanggapi Krisis Ekologi. Literasi.Co Mar.
Hughes, J. (2000). Ecology and Historical Materialism. Cambridge University Press.
Husin, K. (2009). Etika Global; Sumbangan Hans Kung DALAM dialog ANTAR agama. TOLERANSI.
Indrawardana, I. (2013). Kearifan Lokal Adat Masyarakat Sunda Dalam Hubungan Dengan Lingkungan Alam. Komunitas: International Journal of Indonesian Society and Culture, 4(1), 1–8. https://doi.org/10.15294/komunitas.v4i1.2390
Jebadu, P. A. (2007). DASAR TEOLOGIS KEPEDULIAN GEREJA TERHADAP KEUTUHAN ALAM. 1–11.
Khitam, H. (2016). Kontekstualisasi Teologi sebagai Basis Gerakan Ekologi. DINIKA : Academic Journal of Islamic Studies, 1(2), 143. https://doi.org/10.22515/dinika.v1i2.62
Levine, M. P. (1995). Pantheism: A non-Theistic Concept of Deity. Taylor and Francis e-Library.
Masinambow, Y., & Kansil, Y. O. (2021). Kajian Mengenai Ekoteologi dari Perspektif Keugaharian. SHAMAYIM: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristiani, 1(2), 122–132. https://doi.org/10.51615/sha.v1i2.20
Meo, R. L. (2019). SUMBANGAN ETIKA GLOBAL HANS KÜNG DAN RELEVANSINYA BAGI INDONESIA. Jurnal Ledalero, 18(1), 103–122. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31385/jl.v18i1.157.103-122
Millatuzzuhriyah, A., Rofiah, H. Q., & Zuhaida, A. (2020). Analisis Tingkat Kesadaran Lingkungan Pada Mahasiswa Tadris Ipa Dalam Mengaplikasikan Pembelajaran Tentang Paperless Di Iain Salatiga. Journal Of Biology Education, 2(1), 65. https://doi.org/10.21043/jobe.v2i1.5494
Moltmann, J. (1985). God in Creation: An Ecological Doctrine of Creation. SCM Press.
Ngahu, S. S. T. (2020). Mendamaikan Manusia dengan Alam. Pengarah: Jurnal Teologi Kristen, 2(2), 77–88. https://doi.org/10.36270/pengarah.v2i2.28
Niko, N., & Rupita. (2018). Merajut Indonesia; Nilai Kebangsaan Dan Perempuan Pejuang Lingkungan. 2(2), 59–70.
Otor, F. S. (2021). Membangun Kembali Dialog Keagamaan: Telaah Deskriptif-singkat atas Ensiklik Fratelli Tutti Menurut Paus Fransiskus. Dekonstruksi. http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/45
R. Jerome Boone. (2009). The Renews the Face of the Earth: Pentecostal Essays in Science and Theology of Creation. In Shalom: Human Agency and Responsibility in the World (p. 34). Pickwick Publication.
Ramadhan, G., Agama-agama, P. S., Ushuluddin, F., & Jakarta, S. H. (2019). Krisis Ekologi Perspektif Islam dan Kristen di Indonesia.
Ranboki, B. A. (2017). Menemukan Teologi Leonardo Boff Dalam Ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si. Indonesian Journal of Theology, 2(5), 147–177.
Remikatu, J. H. (2020). Teologi Ekologi: Suatu Isu Etika Menuju Eskatologi Kristen. CARAKA: Jurnal Teologi Biblika Dan Praktika, 1(1), 65–85. https://doi.org/10.46348/car.v1i1.12
Sholihan, S. (2017). Declaration Toward a Global Ethic of the Parliament of the World’S Religions and Building World Peace. Jurnal THEOLOGIA, 23(1), 37–56. https://doi.org/10.21580/teo.2012.23.1.1758
Sipahutar, R. C. (2019). Kajian Ekoteologis tentang Konsep tanah dalam Perjanjian Lama dan Implikasinya bagi Pemeliharaan Tanah. BIA’: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 2(2), 166–178. https://doi.org/10.34307/b.v2i2.95
Sukarsono. (2019). Conservation Based Learning model (model pembelajaran berbasis konservasi. Prosiding Seminar Nasional V 2019: Peran Pendidikan Dalam Konservasi Dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, 3–23.
Widiarto, & Wilaela. (2021). Ekoteologis, Perspektif Agama-Agama. Toleransi: Media Komunikasi Umat Beragama, 13(2), 103–124.S
Diterbitkan
2022-07-21
Bagian
Articles